Blogroll

Archive for Mei 2014

Pemeriksaan Cystografi

PENGERTIAN PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI

    Retrograde cystografi merupakan salah satu pemeriksaan traktus urinarius yang dikhususkan untuk memeriksa bagian vesica urinaria ( kandung kemih ) dan uretra, dengan cara memasukan suatu bahan kontras yang dimasukan melalui uretra, dengan mengunakan kateter atau langsung menggunakan spuit.
      TUJUAN PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI

      Ada beberapa tujuan dilakukannya pemeriksaan Retrograde Cystografi, berikut tujuan-tujuan tersebut :
- untuk melihat anatomi dari vesica urinaria beserta dengan fungsi fisiologinya.
- Untuk melihat apakah ada kelainan fungsi dari vesica urinaria dan uretra.
- Untuk melihat adakah massa atau batu didalam vesica urinaria dan uretra.
 
      ANATOMI FISIOLOGI

A. Vesica Urinaria
      penampung urine, letaknya postero-superior terhadap simfisis pubis. Bentuk dan ukuranya bervariasi sesuai banyaknya urine yang ditampung. Kandung kemih biasanya memegang 300-350 mL urin; kandung kemih dewasa penuh menampung sekitar 500 ml air seni, 15 kali volume kosong tersebut.. Tidak semua spesialis menerima nilai-nilai, ada yang mengatakan sebuah kandung kemih dapat terus ca. 1000 mL, tetapi berbeda setiap orangnya.

      Selama ingin dilakukan pemeriksaan retrograde cystografi, pasien tidak mempunyai persiapan-persiapan khusus. Tetapi sebelum dilakukan pemeriksaan retrograde cystografi pasien terlebih dahulu dipasang kateter di bagian urologi. Sebelum dilakukannya pemeriksaan retrograde cystografi alangkah baik nya vesica urinari nya di kosongkan. Bila di permintaan tersebut tertulis BNO – CYSTOGRAFI maka di buat foto pendahuluan BNO POLOS, bila dipermintaan tersebut tidak ada bacaan BNO – CYSTOGRAFI maka langsung saja dilakukan pemeriksaan cystografi. Foto harus mencangkup distal ureter dan prostate pada pasien laki- laki.
 
B. Uretra
 
      Uretra (dari Yunani ορήθρα - ourethra) adalah sebuah tabung yang menghubungkan kandung kemih ke luar tubuh Pada laki-laki, uretra perjalanan melalui penis , dan membawa air mani serta urin . Pada wanita, uretra yang lebih pendek dan muncul di atas lubang vagina. Panjang Uretra wanita adalah sekitar 4 cm panjangnya. Ada data tidak memadai untuk panjang khas dari saluran kencing laki-laki, namun sebuah studi terhadap 109 pria menunjukkan panjang rata-rata 22,3 cm (SD = 2,4 cm), mulai dari 15 cm hingga 29 cm.
 
ALAT DAN BAHAN 
Berikut alat-alat dan bahan yang diperlukan dalam pemeriksaan retrograde cystografi :
  • Pesawat Rontgen dan Fluoroscopy                  
  • Disposable cateter
  • Cateter connection
  • Plester
  • Kontras Media 1 : 3  atau 1 : 4 Omnipaque
  • Klem
  • Cleanser / Kapas Alcohol
 
PERSIAPAN PASIEN 
 
Selama ingin dilakukan pemeriksaan retrograde cystografi, pasien tidak mempunyai persiapan-persiapan khusus. Tetapi sebelum dilakukan pemeriksaan retrograde cystografi pasien terlebih dahulu dipasang kateter di bagian urologi. Sebelum dilakukannya pemeriksaan retrograde cystografi alangkah baik nya vesica urinari nya di kosongkan. Bila di permintaan tersebut tertulis BNO – CYSTOGRAFI maka di buat foto pendahuluan BNO POLOS, bila dipermintaan tersebut tidak ada bacaan BNO – CYSTOGRAFI maka langsung saja dilakukan pemeriksaan cystografi. Foto harus mencangkup distal ureter dan prostate pada pasien laki- laki.
 
TEKNIK PEMASUKAN KONTRAS MEDIA

Vesica urinaria pasien terlebih dahulu dikosongkan dengan cara klem kateter dibuka, maka urin akan keluar dan ditampung dengan alat penampung. Setelah itu kontras media yang sudah ada didalam spuit di suntikan melalui kateter, kemudian kateter di klem dan dilekatkan pada paha pasien.
 
 TEKNIK PEMERIKSAAN CYSTOGRAFI

Posisi rutin yang biasa dilakukan untuk pemeriksaan retrograde cystografi adalah AP , Oblique kiri dan kanan, Lateral dilengkapi dengan voiding cystografi, untuk foto voiding cystografi jarang dilakukan dan tergantung pada prosedur tiap rumah sakit atau tergantung permintaan dokter radiologi atau radiolog.



A.     Posisi AP
Tujuan pembuatan posisi AP pada pemeriksaan retrograde cystografi adalah untuk melihat vesica urinaria dan proximal urethra.
 
 
B. Posisi Oblique kiri dan kanan
1.   RPO 40 – 60 derajat 
2.   Kaki yang dekat meja fleksi pada genu 
3.   Kaki yang jauh ke meja di abdusikan 


Oblique Kanan
              
 
 
C.     Posisi Lateral
Tujuan posisi lateral untuk menggambarkan bagian anterior, posterior dan dasar dari vesica urinaria.
CR : vertical dengan pasien lateral recumbent atau cr horizontal dengan pasien supine.
 
         
 
KRITERIA GAMBAR 
  • ujung distal ureter vesica urinaria dan bagian proksimal uretra pasien laki – laki harus tercakup.
  • Pada posisi AP os pubis terproyeksi di bawah vesica urinaria.
  • Pada posisi oblique paha bagian proximal tidak superposisi dengan vesica urinaria.
  • Pada posisi lateral
    • Tulang panggul dan kedua femur superposisi
    • Vesica urinaria dan ureter distal tergambar melalui pelvis

Sumber: http://charismaprillia.blogspot.com/2014/02/pemeriksaan-cystografi.html

JENIS-JENIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI

1. Barium Enema : sama dengan Colon In Loop
2. Barium Follow Through : pemeriksaan radiografi usus halus dengan media kontras
3. Barium Meal : sama dengan OMD
4. Barium Swallow : sama dengan Oesophagography
5. BNO : Blass Nier Oversich atau foto Abdomen
6. BNO IVP (Intravenous Pyelogram) : foto abdomen yang memperlihatkan Tractus Urinaria (ginjal, ureter, blass) dengan media kontras yang disuntikkan melalui vena.
7. Bronchography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kerusakan Bronkus dengan menggunakan media kontras yang disuntikkan pada trakea.
8. Cardio Thorax Ratio : pengukuran pembesaran jantung berdasarkan hasil foto thorax.
9. CAT : Computed Axial Tomography
10. Caudography : pemeriksaan radiografi dari Caudo Equine dan serabut saraf Lumbal dan Sacral dengan memasukkan bahan kontras.
11. Chepalometri : pemeriksaan radiologi untuk mengukur atau melihat bentuk wajah (biasa dilakukan pada pasien yang hendak pasang kawat gigi)
12. Colecystography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kandung empedu dengan menggunakan kontras.
13. Colon In Loop : pemeriksaan radiografi pada usus besar dengan media kontras barium sulfat yang dimasukkan intraanal
14. Cor Analisa : pemeriksaan radiografi untuk melihat kelainan jantung (menggunakan media kontras +)
15. DDR : Direct Digital Radiography, menggantikan Image Reseptor, terdiri dari detektor yang langsung mengambil gambar dan mengirimkannya ke komputer.
16. Discography : pemeriksaan radiografi discus invertebralis (menggunakan media kontras +)
17. ECG : Electro Cardiogram atau pemeriksaan Jantung
18. ERCP (Endoscopic Retrogade Cholangio Pancreatography) : pemeriksaan radiografi dari pancreas dan system biliari dengan menggunakan fyber optic endoscopy.
19. Fetography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kondisi janin.
20. Fistulography : pemeriksaan radiografi untuk menampakkan luka bekas operasi dengan memasukkan media kontras pada hollow organ (GI, bladder)
21. Histerosalfingografi (HSG) : gambar dari rahim dan saluran telur yang diperoleh dari foto rontgen.
22. Lopography : pemeriksaan radiografi untuk melihat Kolon bagian distal.
23. Mamography : pemeriksaan radiografi pada kelenjar mamae.
24. Macroradiography : teknik memperbesar bayangan radiograph.
25. MCU : Micturating Cisto Uretrografi atau pemeriksaan radiografi untuk menilai lower urinary tract.
26. MRI : Magnetic Resonance Imaging atau pemeriksaan berbagai organ tubuh dengan pemanfaatan kekuatan magnet untuk pencitraan.
27. MSCT : Multi Slice Computed Tomography
28. Myelography : pemeriksaan radiografi untuk melihat susunan saraf pusat (CNS) pada canalis vertebralis dengan menggunakan media kontras.
29. Oesophagography : pemeriksaan radiografi untuk pharinx sampai Oesophagus (dengan media kontras).
30. Oesophagus Maag Duodenum (OMD) : pemeriksaan radiografi pada lambung (dengan menggunakan media kontras)
31. Panoramic Photo : pemeriksaan radiografi dental untuk melihat seluruh gigi tanpa overlapping.
32. Pediatric Radiography : teknik radiografi pada anak.
33. Pelvimetri : teknik radiografi untuk mengukur rongga pelvis.
34. Percutaneous Transhepatic Cholangiography (PTC) : pemeriksaan radiologi invasive (pembedahan) untuk melihat duktus biliaris dengan media kontras.
35. Placentography : pemeriksaan radiografi untuk melihat placenta pada ibu hamil dengan menggunakan bahan kontras, dilakukan pada minggu ke 28 (strimeter III) kehamilan.
36. Post Operative Choledocography : pemeriksaan radiografi pada system biliari saat 10 hari setelah operasi sebelum kateter dicabut.
37. Renography : pemeriksaan radiografi untuk melihat fungsi ginjal.
38. Retrograde Cystography : pemeriksaan radiografi pada system urinaria (khusus memeriksa kandung kemih dan uretra) dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui uretra.
39. Retrograde Phyelography : pemeriksaan radiografi system urinaria dengan memasukkan media kontras dengan kateter berlawanan dengan system urinaria.
40. Retrogade Uretrography : pemeriksaan radiografi uretra (biasa dilakukan pada laki-laki) dengan menggunakan media kontras yang dimasukkan melalui uretra distal.
41. Sialography : pemeriksaan radiografi untuk melihat kelenjar ludah dan salurannya (menggunakan media kontras).
42. SPN foto : Foto Sinus Para Nasal
43. Stereoradiography : pemeriksaan radiografi untuk menghasilkan bayangan 3D yang menggunakan alat stereoskop untuk melihatnya.
44. USG (Ultrasonography) : pemeriksaan dalam bidang penunjang radiodiagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imaging tanpa menggunakan radiassi, tidak menimbukan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping, relatif murah, pemeriksaannya cepat dan persiapan serta peralatannya lebih mudah.
45. Vaginography : pemeriksaan radiografi pada vagina (menggunakan media kontras +)
46. Voiding Cysto Uretrography (VCU) : pemeriksaan radiografi pada kandung kemih dengan media kontras setelah pemeriksaan cystografi.

sumber :  http://yohannamargareta.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-pemeriksaan-radiografi.htmlhttp://yohannamargareta.blogspot.com/2012/01/jenis-jenis-pemeriksaan-radiografi.html

Pemeriksaan Radiologi Jantung

Pemeriksaan radiologis jantung dibagi:
  • Tanpa kontras ( X foto toraks).
  • Dengan kontras (kateterisasi).
Pemeriksaan rutin: X Foto toraks , proyeksi PA dan lateral. Dapat dilengkapi obliq kanan-kiri, dengan esofagus diisi barium.
Penilaian jantung:
  1. Konvigurasi.
  2. Letak/situs.
  3. Ukuran.
1. Konvigurasi jantung:
  • Batas kanan: parasternal.
  • Batas kiri: pertengahan klavikula (mid clavicula).
  • Batas atas (batas dari arkus aorta): 1 -2 cm di bawah manubrium sterni.
  • Batas bawah: sukar ditentukan, karena terdapat diafragma
2. Letak/situs jantung :
  • N: jantung di hemitoraks kiri dan fundus jantung di abdomen sisi kiri (situs solitus).
  • Dekstrokardia: fundus di kanan,apeks di kanan.
  • Dekstroversi: fundus di kiri apeks di kanan.
  • Levoversi: fundus di kanan dan apeks di kiri.
  • Mesoversi: jantung di tengah-tengah.
3. Ukuran jantung-Cardio Thorak Ratio (CTR):
Memiliki syarat yaitu :
  • Posisi PA.
  • Inspirasi cukup. Dilihat dari ketinggian diafragma (setinggi costa 9 & 10 posterior yang berbentuk huruf “A” dan tepi medial jelas dan setinggi costa 5 & 6)
  • Bentuk dada normal.
  • Tidak ada scoliosis.
  • Focus Film Distant: 1,8 – 2 m.
    Syarat mengukur CTR
    Syarat mengukur CTR
    Keterangan :
  • Garis M: garis di tengah-tengah kolumna vertebra torakalis.
  • Garis A: jarakantara M dengan batas kanan jantung yang terjauh.
  • Garis B: jarakantara M dengan batas kiri jantung yang terjauh.
  • Garis C: garis transversal dari dinding toraks kanan ke dinding toraks sisi kiri.
Rumus CTR
Rumus CTR
Radioanatomi jantung :
Radioanatomi jantung anterior kom
Radioanatomi jantung anterior kom
Radioanatomi jantung anterior part
Radioanatomi jantung anterior part
Radioanatomi jantung lateral part
Radioanatomi jantung lateral part
Sumber : http://radiologibsti.wordpress.com/2014/04/04/pemeriksaan-radiologi-jantung/

Radiologi

Radiologi adalah salah satu sarana penunjang medis yang memberikan layanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/imejing yang dapat membantu dokter dalam merawat pasien.
Fasilitas radiologi yang tersedia di RSU Bunda Margonda adalah:
  • Pemeriksaan Radiologi Sederhana
Merupakan metode pemeriksaan yang paling sederhana, tidak diperlukan persiapan khusus dan perjanjian. Pasien dapat datang kapan saja. Contoh : Foto Rontgen : dada, kepala, dll.
  • Pemeriksaan Radiology Khusus
Memberikan zat kontras untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang baik dan informatif. Pasien memerlukan persiapan puasa dan minum pencahar. Zat kontras yang diberikan dapat berupa larutan yang diminum atau dimasukan melalui anus atau berupa suntikan tergantung organ yang akan diperiksa. Zat kontras hanya berfungsi sebagai pewarna dan bukan pengobatan. Pasien harus dengan perjanjian.
Contoh: BNO IVP (melihat saluran kemih), OMD (melihat saluran cerna bagian atas)
  • BONE DENSITOMETRI
  • FOTO THORAX
  • HSG
  • USG
  • MAMMAE
Ruang Radiologi RSU Bunda Margonda terletak di Lantai Basement berdekatan dengan Unit Gawat Darurat, dan siap memberikan pelayanan untuk pasien selama 24 jam. Untuk  informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Bagian Radiologi RSU Bunda Margonda 021-78890551 ext. 914
No Nama Dokter / Doctor Name Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Monday Tuesday Wenesday Thursday Friday Saturday
1 Dr.Finny Nandipinto,SpRad* 08-16 08-16 08-16 08-16 08-16 08-16
2 Dr.Elena Maliani,SpRad 17-19 17-19 17-19 17-19 17-19 17-19
*) Dokter tetap **) Dengan Perjanjian ***) Minggu ke 1 & 3 ****) Minggu ke 2 & 4

sumber: http://bunda.co.id/rsubundamargonda/?page_id=126

- Copyright © radiologi - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -